Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian, Jenis, dan Teori Inflasi

Pengertian, Jenis, dan Teori Inflasi


Inflasi menjadi risiko tersendiri yang dihadapi oleh masyarakat yang hidup dalam ekonomi uang, yang mana daya beli yang terkandung dalam uang akan mengalami erosi seiring berjalannya waktu.

Pengertian Inflasi

Inflasi dapat dikatakan sebagai kecenderungan dari berbagai harga untuk mengalami kenaikan secara umum dan juga terus menerus. Jika hanya sebagian kecil barang yang mengalami kenaikan harga tidak dianggap sebagai inflasi, akan tetapi bila sudah meluas dan mempengaruhi harga barang lainnya maka akan berubah menjadi inflasi. Kenaikan harga yang terjadi hanya sekali (tidak terus menerus) meskipun persentasenya besar tidak dikategorikan sebagai inflasi.

Jenis-jenis Inflasi

Umumnya inflasi dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sebab, dan asal mulanya. Inflasi berdasarkan sifatnya antara lain:

  • Inflasi Merayap: harga mengalami kenaikan, namun agak lambat (dalam persentase yang kecil) dan jangka waktunya pun lumanyan lama atau dapat dikatakan di bawah 10% per tahun.
  • Inflasi Menengah: harga mengalami kenaikan dalam jumlah yang cukup besar dan biasanya terjadi dalam jangka waktu yang agak pendek, serta memiliki sifat akselerasi.
  • Inflasi Tinggi: harga mengalami peningkatan dalam jumlah yang besar dan umumnya terjadi sekitar 5 atau 6 kali. Pada jenis ini masyarakat sudah tidak bersemangat lagi untuk menabung karena daya beli uang sangat sedikit.

Adapun jenis inflasi berdasarkan sebab terjadinya antara lain:

  • Demand Pull Inflation: dapat ditandai dengan adanya inflationary gap (muncul apabila keseimbangan GNP melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh. Inflasi berawal dari adanya kenaikan aggregate demand (permintaan total), sementara produksi sudah berada pada keadaan full employment. Dengan demikian kenaikan permintaan tersebut hanya akan menaikkan harga saja.
  • Cost Push Inflation: Kondisi kenaikan harga yang berlanjut dengan penurunan produksi sering diistilahkan sebagai cost push inflation. Ada beberapa faktor yang dapat menaikkan biaya produksi diantaranya yaitu serikat buruh yang menuntut kenaikan upah, kenaikan harga bahan baku, dan sebagainya. Kenaikan biaya produksi akan berakibat pada kenaikan harga dan turunnya tingkat produksi (penurunan penawaran total).

Di samping itu, ada juga jenis inflasi berdasarkan asalnya yaitu:

  • Domestic Inflation: jenis inflasi ini berasal dari dalam negeri, contohnya kenaikan konsumsi masyarakat, ekspansi moneter, lainnya.
  • Imported inflation: inflasi ini berasal dari luar negeri, misalnya kenaikan harga-harga barang di negara-negara langganan dagang kita.

Teori Inflasi

Secara sederhana, ada tiga bentuk teori yang berkaitan dengan inflasi yang memiliki aspek-aspek tersendiri, antara lain:

  • Teori Kuantitas: Menjelaskan bahwa proses inflasi terbentuk karena 2 poin, yaitu jumlah uang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat terkait kenaikan harga-harga. Teori ini menganggap bahwa laju inflasi akan terjadi bila adanya penambahan volume uang beredar dan harapan masyarakat tentang kenaikan harga di masa yang akan datang.
  • Teori Keynes: Menyatakan bahwa proses inflasi akan tercipta karena permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melampaui jumlah barang yang ada atau tersedia (inflationary gap). Harga barang akan meningkat dikarenakan permintaan total melampaui jumlah barang yang tersedia.
  • Teori Strukturalis: Berkaitan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian yang menimbulkan inflasi, teori ini sering diistilahkan dengan teori inflasi jangka panjang (faktor-faktor yang hanya dapat berubah dalam jangka panjang).

Posting Komentar untuk "Pengertian, Jenis, dan Teori Inflasi"